#Sambutan Ust. Abdullah Fikri Fakih Awal gerakan kita bermula dari kegiatan bersama Qur'an. Oleh karena itu, menghilangkan kebersamaan bersama Qur'an baik dalam kantor, rumah, dll berarti menghilangkan esensi dakwah gerakan ini.
#Sambutan Ust. Abdullah Fikri Fakih
Awal gerakan kita bermula dari kegiatan bersama Qur'an. Oleh karena itu, menghilangkan kebersamaan bersama Qur'an baik dalam kantor, rumah, dll berarti menghilangkan esensi dakwah gerakan ini.
Ketika Rasulullah menempatkan posisi sahabat dalam berbagai amanah, beliau mengurutkan berdasarkan seberapa besar sahabat tersebut tersibghoh dengan Qur'an. Harapan kita, gerakan ini juga dapat mengirimkan wakil?2; nya berdasar pada ukuran yang di gunakan Rasulullah juga.
#Taujih 1 Ust Abdul Aziz Abdur Rouf
Siapa saja yang interaksinya dengan Qur'an baik, maka ia akan sadar bahwa gerakan ini membawa sebuah kehidupan yang baik. Pun juga sebaliknya. Ia yang baik dalam jamaah, seharusnya sadar urgensi berinteraksi dengan Qur'an.
Hasan Al Banna menyampaikan “Wahai Ikhwan, sungguh aku sama sekali tak khawatir jika seluruh dunia bersatu untuk melibas kalian. Sebab dengan izin Allah, kalian lebih kuat daripada mereka. Tapi aku khawatirkan 2 hal menimpa kalian:
1. Aku khawatir kalian melupakan Allah, hingga Allah membiarkan kalian.
2. Atau kalian melupakan ikhwah-ikhwah, hingga akhirnya satu sama lain saling mempercayai atau saling benci.”
Solusinya yaitu mendekat pada Allah dan memperbaiki hubungan dengan Al Qur’an sehingga Allah menjaga hubungan di antara kita.
Tujuan kita berinteraksi dengan Qur'an tidak hanya sebatas bisa membaca, karena jikalau begitu orang kafirpun juga mampu. Atau sekedar menghafal yang juga mampu di lakukan orientalis. Bagi orang mukmin, kebersamaan dengan Al Qur’an memberikan sibgoh dan kekokohan jiwa dalam menghadapi ujian.
Al insanu dhoifan, manusia itu lemah. Tapi amanah nya berat hingga gunungpun tak mampu. Tugas untuk menumbangkan kedzoliman (yang dalam Qur'an digambarkan seperti kekuatan Fir'aun) dan membawa kepada cahaya Allah. Disini Allah memberitahu solusi menghadapi permasalahan ini dalam QS Al Muzzamil
(1)Hai orang yang berselimut,
Penjelasan lambang kelemahan manusia. Sekuat apapun seseorang dengan stamina sebaik apapun pasti akan merasa capek, kemudian ngantuk. Orang yang ngantuk, barangnya di ambilpun gk akan sadar. Apalagi jika sudah tidur, pun setelah tidur. Perlu beberapa saat hingga kita bisa sepenuhnya sadar akan kondisi kita.
Maha Suci Allah yang tidak pernah tidur. Di surat ini Allah menggambarkan ketidakseimbangan antara kondisi diri manusia dengan beban amanah dan tujuan yang harus dicapai. Kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa Tilawah dan Qiyamulail lah solusi dr kesenjangan tersebut.
Dengan Qiyamulail disaat yang berat (ngantuk, capek, sepi, dll) berarti kita telah mengalahkan diri kita dengan mengikuti instruksi yg lebih tinggi dari intruksi Naqib, Ketua kds, ketua dpw, dll.
Memenangkan Allah sehingga Allah akan memenangkan kita atas kedzoliman yang terjadi.
Memenangkan Allah sehingga Ia menjadikan bacaan Al Qur’an terasa indah dalam diri kita sehingga mampu menjadi obat capek, ngantuk, bosan.
Qiyamulail berarti kita mampu mengatasi kelemahan melalui dzikir yg akhirnya memperkuat keimanan kita akan akhirat.
(17) Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.
Sebuah kesadaran yang membuat Rasulullah beruban.
Yang karena gentingnya suasana hari kiamat, mampu memutihkan rambut pemuda pemuda.
(20) jika dalam menjalankan QL atau Tilawah belum mampu kita capai secara ideal, maka lakukan sebisanya. Bukan beralasan karena futur tapi karena alasan syar'i (sakit, dalam perjalanan, dll)
Melalui kesabaran dalam QL dan Tilawah InsyaAllah, Allah akan menumbangkan kedzoliman. Pun dengan sabar dalam berukhuwah. Karena ukhuwah adalah prestasi akhlak yang dimuliakan oleh Allah di akhirat nanti.
Oleh karena itu, syumuliyatul Harokah perlu di usahakan sehingga kita selalu mentarbiyah diri kita agar mampu menikmati ukhuwah dan bersemangat menjalankan misi?2; jamaah.
Fokus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri.
*sumber: Pks Jateng
Awal gerakan kita bermula dari kegiatan bersama Qur'an. Oleh karena itu, menghilangkan kebersamaan bersama Qur'an baik dalam kantor, rumah, dll berarti menghilangkan esensi dakwah gerakan ini.
Ketika Rasulullah menempatkan posisi sahabat dalam berbagai amanah, beliau mengurutkan berdasarkan seberapa besar sahabat tersebut tersibghoh dengan Qur'an. Harapan kita, gerakan ini juga dapat mengirimkan wakil?2; nya berdasar pada ukuran yang di gunakan Rasulullah juga.
#Taujih 1 Ust Abdul Aziz Abdur Rouf
Siapa saja yang interaksinya dengan Qur'an baik, maka ia akan sadar bahwa gerakan ini membawa sebuah kehidupan yang baik. Pun juga sebaliknya. Ia yang baik dalam jamaah, seharusnya sadar urgensi berinteraksi dengan Qur'an.
Hasan Al Banna menyampaikan “Wahai Ikhwan, sungguh aku sama sekali tak khawatir jika seluruh dunia bersatu untuk melibas kalian. Sebab dengan izin Allah, kalian lebih kuat daripada mereka. Tapi aku khawatirkan 2 hal menimpa kalian:
1. Aku khawatir kalian melupakan Allah, hingga Allah membiarkan kalian.
2. Atau kalian melupakan ikhwah-ikhwah, hingga akhirnya satu sama lain saling mempercayai atau saling benci.”
Solusinya yaitu mendekat pada Allah dan memperbaiki hubungan dengan Al Qur’an sehingga Allah menjaga hubungan di antara kita.
Tujuan kita berinteraksi dengan Qur'an tidak hanya sebatas bisa membaca, karena jikalau begitu orang kafirpun juga mampu. Atau sekedar menghafal yang juga mampu di lakukan orientalis. Bagi orang mukmin, kebersamaan dengan Al Qur’an memberikan sibgoh dan kekokohan jiwa dalam menghadapi ujian.
Al insanu dhoifan, manusia itu lemah. Tapi amanah nya berat hingga gunungpun tak mampu. Tugas untuk menumbangkan kedzoliman (yang dalam Qur'an digambarkan seperti kekuatan Fir'aun) dan membawa kepada cahaya Allah. Disini Allah memberitahu solusi menghadapi permasalahan ini dalam QS Al Muzzamil
(1)Hai orang yang berselimut,
Penjelasan lambang kelemahan manusia. Sekuat apapun seseorang dengan stamina sebaik apapun pasti akan merasa capek, kemudian ngantuk. Orang yang ngantuk, barangnya di ambilpun gk akan sadar. Apalagi jika sudah tidur, pun setelah tidur. Perlu beberapa saat hingga kita bisa sepenuhnya sadar akan kondisi kita.
Maha Suci Allah yang tidak pernah tidur. Di surat ini Allah menggambarkan ketidakseimbangan antara kondisi diri manusia dengan beban amanah dan tujuan yang harus dicapai. Kemudian dijelaskan lebih lanjut bahwa Tilawah dan Qiyamulail lah solusi dr kesenjangan tersebut.
Dengan Qiyamulail disaat yang berat (ngantuk, capek, sepi, dll) berarti kita telah mengalahkan diri kita dengan mengikuti instruksi yg lebih tinggi dari intruksi Naqib, Ketua kds, ketua dpw, dll.
Memenangkan Allah sehingga Allah akan memenangkan kita atas kedzoliman yang terjadi.
Memenangkan Allah sehingga Ia menjadikan bacaan Al Qur’an terasa indah dalam diri kita sehingga mampu menjadi obat capek, ngantuk, bosan.
Qiyamulail berarti kita mampu mengatasi kelemahan melalui dzikir yg akhirnya memperkuat keimanan kita akan akhirat.
(17) Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.
Sebuah kesadaran yang membuat Rasulullah beruban.
Yang karena gentingnya suasana hari kiamat, mampu memutihkan rambut pemuda pemuda.
(20) jika dalam menjalankan QL atau Tilawah belum mampu kita capai secara ideal, maka lakukan sebisanya. Bukan beralasan karena futur tapi karena alasan syar'i (sakit, dalam perjalanan, dll)
Melalui kesabaran dalam QL dan Tilawah InsyaAllah, Allah akan menumbangkan kedzoliman. Pun dengan sabar dalam berukhuwah. Karena ukhuwah adalah prestasi akhlak yang dimuliakan oleh Allah di akhirat nanti.
Oleh karena itu, syumuliyatul Harokah perlu di usahakan sehingga kita selalu mentarbiyah diri kita agar mampu menikmati ukhuwah dan bersemangat menjalankan misi?2; jamaah.
Fokus memperbaiki dan meningkatkan kualitas diri.
*sumber: Pks Jateng
COMMENTS