Skenario pertama, jika terjadi head to head SBY melawan Mega, maka siapa wakil tak penting VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera telah melaku...
Skenario pertama, jika terjadi head to head SBY melawan Mega, maka siapa wakil tak penting
VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera telah melakukan simulasi skenario Pemilihan Presiden 2009. Skenario-skenario itu disusun berdasarkan hasil berbagai survei.
Keempat skenario ini dibeberkan Ketua Dewan Pengurus Pusat PKS, Zulkieflimansyah, dalam diskusi "Menghitung Ulang Peluang Capres Non-Incumbent" di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Jumat, 30 Januari 2009.
Berikut pemaparan Zul:
1. Bila situasi politik menjelang pemilu nanti tidak berubah, tetap seperti saat ini yang head to head antara Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati, maka siapapun yang menjadi calon wakil presiden mereka menjadi tidak begitu penting. Siapapun calon wakil presiden (mendampingi) SBY, beliau akan tetap melenggang mulus pada Pemilu 2009. Sebaliknya, siapapun pendamping Ibu Mega juga tidak akan terlalu berpengaruh kalau SBY adalah satu-satunya lawan baginya. Intinya, pada kasus duel antara 2 tokoh tersebut, soal cawapres tidak lagi relevan;
2. Yang menarik adalah bila dalam Pemilu legislatif, ternyata Golkar berhasil menang dengan perolehan suara signifikan. Ini akan mengakibatkan desakan kuat dari internal Golkar untuk memunculkan calon presiden sendiri. Dengan demikian, bisa saja muncul calon presiden lebih dari 2 kandidat. Mungkin SBY, Jusuf Kalla dan Mega. Bila skenario kedua ini yang terjadi, maka posisi PKS menjadi agak lumayan gampang dalam memilih mau ikut pihak yang mana;
3. Jika perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ternyata jatuh, jauh dari yang diharapkan, misalnya 15 persen. Artinya, PDIP tidak mungkin head to head dengan SBY, dan kemungkinan bisa muncul calon presiden PDIP selain Ibu Mega. Bisa saja calon yang lebih muda. Bila hal ini terjadi, maka PKS akan lebih mudah lagi menentukan sikap, apakah akan bergabung dengan SBY atau PDIP -- tentu ini belum diputuskan;
4. Bila Mahkamah Konstitusi menganulir syarat pengajuan calon presiden 20-25 persen, dampaknya bisa memunculkan banyak kandidat. Dalam kasus ini, kemenangan SBY akan sangat ditentukan oleh bisa atau tidaknya pemerintahan mengendalikan krisis ekonomi. Bila krisis ekonomi global menghantam Indonesia sebelum Pemilihan Presiden dimulai, yakni sekitar bulan Mei/Juni, dan dampak krisis tersebut sampai terasa di tingkat masyarakat akar rumput, maka opsi bagi kepemimpinan baru akan sangat terbuka. Ini tentu akan membuat prediksi politik lebih sulit lagi.
VIVAnews - Partai Keadilan Sejahtera telah melakukan simulasi skenario Pemilihan Presiden 2009. Skenario-skenario itu disusun berdasarkan hasil berbagai survei.
Keempat skenario ini dibeberkan Ketua Dewan Pengurus Pusat PKS, Zulkieflimansyah, dalam diskusi "Menghitung Ulang Peluang Capres Non-Incumbent" di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat, Senayan, Jakarta, Jumat, 30 Januari 2009.
Berikut pemaparan Zul:
1. Bila situasi politik menjelang pemilu nanti tidak berubah, tetap seperti saat ini yang head to head antara Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati, maka siapapun yang menjadi calon wakil presiden mereka menjadi tidak begitu penting. Siapapun calon wakil presiden (mendampingi) SBY, beliau akan tetap melenggang mulus pada Pemilu 2009. Sebaliknya, siapapun pendamping Ibu Mega juga tidak akan terlalu berpengaruh kalau SBY adalah satu-satunya lawan baginya. Intinya, pada kasus duel antara 2 tokoh tersebut, soal cawapres tidak lagi relevan;
2. Yang menarik adalah bila dalam Pemilu legislatif, ternyata Golkar berhasil menang dengan perolehan suara signifikan. Ini akan mengakibatkan desakan kuat dari internal Golkar untuk memunculkan calon presiden sendiri. Dengan demikian, bisa saja muncul calon presiden lebih dari 2 kandidat. Mungkin SBY, Jusuf Kalla dan Mega. Bila skenario kedua ini yang terjadi, maka posisi PKS menjadi agak lumayan gampang dalam memilih mau ikut pihak yang mana;
3. Jika perolehan suara Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ternyata jatuh, jauh dari yang diharapkan, misalnya 15 persen. Artinya, PDIP tidak mungkin head to head dengan SBY, dan kemungkinan bisa muncul calon presiden PDIP selain Ibu Mega. Bisa saja calon yang lebih muda. Bila hal ini terjadi, maka PKS akan lebih mudah lagi menentukan sikap, apakah akan bergabung dengan SBY atau PDIP -- tentu ini belum diputuskan;
4. Bila Mahkamah Konstitusi menganulir syarat pengajuan calon presiden 20-25 persen, dampaknya bisa memunculkan banyak kandidat. Dalam kasus ini, kemenangan SBY akan sangat ditentukan oleh bisa atau tidaknya pemerintahan mengendalikan krisis ekonomi. Bila krisis ekonomi global menghantam Indonesia sebelum Pemilihan Presiden dimulai, yakni sekitar bulan Mei/Juni, dan dampak krisis tersebut sampai terasa di tingkat masyarakat akar rumput, maka opsi bagi kepemimpinan baru akan sangat terbuka. Ini tentu akan membuat prediksi politik lebih sulit lagi.
COMMENTS